exitrip.org – Media Asing telah menyoroti soal kenaikan harga tiket wisata Komodo di Taman Nasional Komodo, banyak sekali yang protes wisatawan asing soal kenaikan harganya yang sangat tinggi. Media asing itu memberitakan adanya aksi mogok kerja yang dilakukan pelaku wisata Labuan Bajo. Kenaikan harga tiket TN Komodo ini termasuk Pulau Komodo, dan Pulau Pada yang menjadi Rp 3,75 juta.
Tidak hanya itu saja, media lokal dan nasional pun menaruh perhatian pada kebijakan hal ini yang juga mengawal isunya itu. Dari pantauannya soal aksi mogok yang menentang kenaikan tarif tersebut, dalam beritanya ini diunggah pada 2 Agustus 2022 kemarin karena adanya kenaikan harga tiket yang sangat dramatis untuk melihat Komodo. Tidak hanya itu, Media Prancis juga menyoroti aksi mogoknya ini dimana seorang operator wisata lokal.
Servianus Setiawan yang jelaskan kenaikan tarifnya yang akan mengancam akan keberlangsungan industri pariwisata di Labuan Bajo. “Kami mendukung konservasi Komodo tetapi tolong berikan jumlah yang masuk akal sehingga kami dapat melindungi komodo dan orang-orang yang mata pencahariannya bergantung pada pariwisata dapat hidup,” kata Servianus seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom.
Sedangkan, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Laiskodat yang menginformasikan mengenai soal kenaikan tarif dan mengatakan komunikasi dengan semakin baik. Kendati demikian, kenaikan tarif sebanyak 18 kali lipat dan masih akan dilanjutkan. Sebelumnya juga tarif dari Wisata TN Komodo yakni 200 ribuan, pemerintahan menaikkan tarifnya dengan dalih konservasi. Mereka ingin bisa batasi pengunjung TN Komodo demi melindungi komodo dari kepunahan.
Kantor Reuters menyebutkan kalau sekarang ada 3.300 ekor Komodo di Indonesia dan penampilanya yang unik dan mirip dinosaurus. Membuat wisatawan tertarik datang ke sana di tahun 2019 dan ada 220 ribuan wisatawan yang datang ke TN Komodo. Pemerintahan berharap kenaikan harga tiket yang bisa kurangi jumlah wisatawan sehingga pulau yang selama ini ramai kembali menjadi tempat nyaman bagi komodo.
Wisatawan Asing Jadi Protes Karena Tiket Wisata Komodo Naik Hingga Rp 3,75 juta Per Orang
Disisi lain, sudah sangat terlanjur dengan sumber mata pencaharian wisata bagi penduduk disana. TN Komodo juga bagian dari Provinsi NTT dan menyebutkan sebagai salah satu daerah termiskin di Indonesia dengan uang dari wisatawan begitu penting bagi ekonomi lokal. Wisatawan asing telah memproteskan kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif tiket masuk ke Pulau Komodo dan pulau Padar yang mencapai Rp 3,75 juta per orangnya.
Pierre, wisatawan asal prancis mengakui dan tidak bisa masuk ke Pulau Komodo karena tiketnya terlalu mahal. “Kami baru saja tiba dan mau ke Rinca karena tidak bisa ke Pulau Komodo. Tapi terlalu mahal. Itulah sebabnya banyak teman ingin ke sini tapi tidak bisa karena terlalu mahal,” kata Pierre ditemui di Bandara Komodo, NTT seperti yang dilansir oleh sumber berita CNNIndonesia.com.
Pierre mengakui sangat untuk bersemangat saat tiba di Labuan Bajo yang bersama dengan dua temannya untuk mengunjungi akan banyaknya tempat wisata. Namun, mereka untuk mendapatkan informasi kalau pulau Komodo ditutup sehingga mereka yang mengalihkan rencana wisata ke Pulau Rinca. Menurutnya ternyata kenaikan tarifnya dengan tiket itu bukan hal bagi bagi wisatawan yang bakal ke Labuan Bajo.
Apalagi, katanya ini flores dengan masih belum terlalu terkenal seperti Bali. Dia juga berharap akan polemiknya dengan kenaikan harga tiket yang bisa disegerakan untuk terselesaikan sehingga iklim pariwisata di Pulau Komodo kembali hidup dan membawa banyak keuntungannya bagi warga lokal. Akibat adanya kenaikan itu, banyak sekali wisatawan asing dari mancanegara dengan mengalihkan akan destinasinya dari Taman Nasional Komodo ke Lombok dan Bali.
Hal yang serupa juga turut untuk dipertanyakan oleh Tika dan wisatawan asal jerman, ia menilai kalau tarif tiketnya mustahil untuk dijangkau bagi masyarakat yang kelasnya menengah kebawah. Sementara itu, akibat dari lonjakan harga tiket wisata Komodo itu banyak agen perjalanan wisata yang melakukan aksi mogok dan berdampak sekali dengan pergantian layanan wisata. Bahkan Para wisatawan memanfaatkan mobil angkutan umum seperti bemo untuk antas mereka ke Bandara Komodo, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.