exitrip.org – Lokasi KKN Desa Penari kini sering disebut berada di Rowo Bayu Banyuwangi. Kabar viralnya Rowo Bayu pun ternyata dianggap dengan positif bagi Manajer Pengembangan Bisnis Perhutani KPH Banyuwangi Barat. Rowo Bayu jadi viral dikarenakan bisa ikut terkait dengan kisah KKN di Desa Penari. Namun pengelola wisatanya mengaku selalu hadapi dengan santai, mereka tidak terganggu dan tidak adanya yang terganggu akan isu tersebut. “Kami tidak merasa terganggu. Justru ini menjadi hal yang positif bagi kami,” ujar Manajer Pengembangan Bisnis Perhutani KPH Banyuwangi Barat, Suyitno seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom.
Semnajak adanya isu tersebuty, Pengelola sendiri malah menamabahakan berbagai fasilitas seperti shelter sehingga para wisatawan yang datang bisa lebih nyaman ketika penasaran dan berkunjung kesana. Rowo Bayu ini adalah destinasi danau yang memiliki luas 3 hektar dan siap untuk didatangi banyak wisatawan. Selain itu, ada juga yang bisa digunakan para wisatawan saat berkumpul disana, yakni pepohonan rindang, pohon pinus dan jati untuk bisa merasakan kesejukan udara disana meski matahari sedang terik.
Para pengunjung pun memang banyak yang datang karena rasa penasaran lantaran danau yang berada disana persis dengan cerita yang diterbitkan pada tahun 2019 di media sosial Twitter. Kesamaannya yakni dengan ciri danau yang dikelilingi oleh kuil. Bahkan ceritanya ini diadaptasi ke dunia perfilman di Indonesia, filmnya sendiri tembus rekor box office di Indonesia dengan jumlah 7 Juta Penonton.
Sandiaga Uno Ngegas Datangkan Wisatawan Setelah Viralnya Rowo Bayu di Banyuwangi Sebagai Lokasi Sebenarnya dari Cerita KKN di Desa Penari
Tidak heran kalau Rowo Bayu ini bakal ikut viral dan bisa berpotensi mendatangkan banyak wisatawan. Bahkan pemerintahan di Indonesia yakni Menparekraf Sandiaga Uno ingin memanfaatkan dengan maksimal, kalau bisa ia ingin ngegas banyak wisatawan untuk datangi Rowo Bayu ini. Saat ini film KKN di Desa Penari sedang menjadi perbincangan di dunia perfilman Tanah Air. Bahkan adanya pengakuan warga setempat soal terjadinya kisah KKN di sana dan tidak sekompleks dengan yang berada di film.
Karena ibunya sudah viral dari 2019, sehingga warga setempat pun akhirnya mengakui cerita mistis di sana bukan hanya sata terjadinya KKN saja, lantaran memang banyak cerita mistis lainnya yang terungkap satu persatu disana. Dimana buktinya ada mahasiswa yang terlibat pada kejadian KKN untuk angkat cerita tersebut dengan membuat izin oleh warga setempat.
Pemerintahan Menparekraf juga sudah mempromosikan wilayah paling berpotensi mendatangkan banyak wisatawan seperti Rowo Bayu di Desa Bayu, Banyuwangi. “Viralnya cerita KKN di Desa Penari ini tentu akan kami manfaatkan semaksimal mungkin. Terutama untuk mempromosikan potensi-potensi wisata yang ada di Jawa Timur, khususnya di Banyuwangi,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom.
Sandiaga sendiri telah menambahkan kawasan Banyuwangi sebagai wilayah yang memiliki desa terbanyak untuk dijadikan wisata. Seperti Desa Osing Kemiren yang sudah dijadikan desa wisata bertaraf Internasional. Destinasi wisata desa yang didatangkan banyak wisatawan juga bisa mendatangkan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat setempat.
Kemenparekraf sendiri akan terus mendukung setiap daerah yang ingin mengembangkan pariwisata di sana sebagai peluang mendatangkan banyak wisatawan. Dimana pemerintahan akan bekerja sama secara langsung dengan pemerintahan daerah demi bisa menyusun do’s dan don’ts yang bisa untuk disesuaikan akan tradisi dan budaya setempat. Pihak dari Kemenparekraf ini sedang terus melakukan pertimbangan mengenai pengembangan petilasan-petilasan di Indonesia sebagai potensinya.
Semuanya pun akan kembali lagi pada masing-masing pengembangan kawasan wisata nya saat melakukan koordinasi. Desa Bayu sendiri diisukan dengan kabar viralnya Rowo Bayu, memang di curigai sebagai lokasi mistis pada cerita KKN di Desa Penari yang sebenarnya. Maka dari itu, kementerian beranikan ngegas datangkan banyak wisatawan karena sudah banyak orang yang berspekulasi dan melakukan penelusuran soal tempat terjadinya KKN di Desa Penari. Awalnya dibukukan dan kini ceritanya telah difilmkan. Filmnya sendiri pun masih tayang sampai saat ini dengan memiliki magnet penonton terbanyak di Bioskop.