exitrip.org – Kampung mati Pulau Jawa dikenal dengan tempat-tempat yang angker, namun berbeda dengan kampung yang satu ini. Gak melulu soal mistis, beberapa kampung yang di bawah ini justru ditinggalkan dengan alasan lain diluar hal mistis. Kampung wisata mungkin sudah sering kamu dengar dan sering memanjakan mata kamu, namun bagaimana dengan kampung mati yang menjadi salah satu tempat wisata menarik bagi sebagian orang untuk dijelajahi. Bukan hanya sekedar dikaitkan dengan mitos maupun hal mistis saja, tapi juga menelik dari sudut sejarah mengapa kampung tersebut ditinggalkan oleh penduduknya.
Kampung Mati Pulau Jawa Yang Jadi Tempat Wisata
Dusun Sukoliman yang berada di Desa Tritik, Rejoso, Kabupaten Nganjuk ini merupakan salah satu kampung mati yang sudah cukup populer. Kabarnya ada mitos yang dipercaya secara turun-temurun, konon hanya dapat ditempati tiga kepala keluarga dan jika dilanggar maka akan terjadi musibah di kampung ini. Jika kamu ingin berkunjung kesana, kamu dapat menemukan beberapa rumah terbengkalai, punden, hingga pemakaman tua, salah satu yang dituakan, yaitu makam Ki Mangkunegaran, sedangkan Punden Sukoliman yang sering dikunjungi oleh orang-orang berkepentingan, seperti misalnya pesugihan hingga naik jabatan atau yang ingin mendapatkan kekayaan secara instan. Tidak mudah menemukannya, dusun yang satu ini termasuk dalam wilayah BKPH Tritik, berada di antara hutan lindung dengan vegetasi yang rapat, tentunya medan yang akan kamu lalu untuk menuju desa ini tidak mudah, ada kelokal tajam hingga sungai selebar 2 meter.
Kampung mati pulau Jawa selanjutnya yaitu kampung Sumbulan yang berada di Ponorogo, masih di daerah Jawa Timur. Kampung Sumbulan yang berada di Desa Plalangan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo ini sebelum ditinggalkan oleh penduduknya kampung ini memiliki penduduk sekitar 30 kepala keluarga, mengapa kampung ini ditinggalkan? Ternyata bukan karena hal mistis yang membuat warga meninggalkan kampung ini, namun karena akses jalan yang sulit. Kabarnya ada pondok pesantren yang didirikan oleh Nyai Murtadho, keturunan ulama dari Demak, hal ini yang menarik masyarakat dari berbagai daerah untuk datang dan belajar agama, sayangnya sepeninggal Nyai Murtadho dan keluarganya, pondok pesantren yang dibangunnya mulai sepi, masih ada beberapa bangunan permanen yang masih berdiri kokoh, salah satunya musala. Mushola tersebut masih dimanfaatkan untuk beribadah, biasanya petani yang memiliki sawah di sekitar Kampung Sumbulan memanfaatkan mushola tersebut, meskipun sudah ditinggalkan, tidak sedikit juga yang penasaran dengan suasana di kampung ini.
Dari Jawa Timur, beralih ke Desa Puntingan yang berada di Jawa Tengah tepatnya di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Hampir mirip dengan Dusun Sokoliman, Desa Puntingan ini hanya dihuni oleh tujuh kepala keluarga saja dan jika lebih dari itu maka akan ada keluarga yang pindah atau meninggal, namun sampai akhirnya desa yang satu ini tidak berpenghuni. Walaupun tidak memiliki penghuni, namun masih ada beberapa bangunan permanen, termasuk mushola dan rumah-rumah bekas tempat tinggal warga, tentu saja kondisi bangunan yang ada di kampung ini sudah sangat terbengkalai. Walaupun begitu, masyarakat sekitar lingkungan tersebut memanfaatkan kampung kosong ini untuk pembuatan batu bata.
Kampung mati pulau Jawa selanjutnya yaitu Dusun Cigintung yang lokasinya berada di Majalengka, tepatnya berada di Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka. Berbeda dari beberapa kampung sebelumnya, Dusun Cigintung ini ditinggalkan karena sempat terjadi bencana tanah amblas, seperti yang pernah dijelaskan oleh pemerintah Jawa Barat, kondisi terakhir saat itu semakin banyak rumah roboh dan tanah yang retak. Seluruh penghuni Dusun Cigintung ini sudah mengungsi ke rumah terdekat dan sanak saudaranya, dari kejadian itu kampung ini mulai ditinggalkan oleh penduduknya dan setelah ditinggalkan dusun ini sudah tidak terurus lagi. Beberapa bangunan sudah bergeser, sudah ada juga yang menjadi puing-puing, namun jalanan disini masih cukup baik bahkan sempat juga dibangun kembali di tahun 2020 lalu.
Masih di daerah Jawa Barat, kali ini Blok Tarikolot, Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka. Hampir sama dengan Dusun Cigintung, ratusan kepala keluarga yang ada di dusun ini sudah direlokasi, tercatat sudah terjadi pergerakan tanah sejak tahun 2006 lalu, dusun ini bahkan sudah ditetapkan sebagai zona merah rawan bencana alam. Walaupun dikatakan sebagai desa mati, namun masih tetap dihuni oleh beberapa orang, sisanya banyak rumah warga yang masih berdiri kokoh namun sudah ditinggalkan. Lokasi kebun yang berada di sekitar dusun yang menjadi alasan beberapa warga tidak ingin pindah.