Exitrip.org – Desa Gampong Ulee Lheue rupanya terpilih menjadi 50 besar di ajang Anugerah desa wisata Indonesia Tahun 2022 yang diumumkan oleh sang Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Sandiaga Uno. Hal itu telah disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Banda Aceh Muhammad Ridha, S. STP, M.T, M. Sc,. “Alhamdulillah Gampong Ulee Lheue menjadi satu-satunya desa di Aceh yang terpilih dalam 50 besar ADWI 2022 dari 3.419 peserta desa wisata di 34 Provinsi di Indonesia,” katanya seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom.
Desa wisata satu ini telah mengikuti ragam tahap kurasi dengan 7 kategori penilaian yang sesuai dengan klasifikasi desa wisata dan telah memenuhi juga kelengkapan data melalui website Jadesta. Masuknya 50 besar Desa Gampong Ulee Lheue yakni bisa dikarenakan adanya kelompok sadar wisata dengan aktifnya memenuhi semua kebutuhan data dan informasi kelengkapan administrasi website milik kemenpar RI tersebut.
Apalagi memang desanya memiliki potensi yang tidak kalah hebat karena alamnya dan berbagai objek wisata religi yang penuh akan sejarah dan nuansa eksotis. Kemudian, desanya juga memiliki objek wisata pantai yang sudah dilengkapi dengan fasilitas yang layak mushola dan berbagai fasilitas hiburan hingga kulineran di sana. Adanya Uji Petik oleh juri ADWI secara langsung untuk melihat dan melakukan pengujian terhadap data-data yang sudah disampaikan ke tim penilai ADWI 2022.
Menparekraf Menilai Desa Gampong Ulee Lheue Memiliki Potensi Memperkenalkan Sejarah
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno melakukan kunjungan ke desa Gampong Ulee Lheue dan mengatakan kalau desanya memang memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi karena memiliki banyak sekali daya tarik yang kuat bagi para wisatawan untuk berkunjung kesana. “Saya ingin mengucapkan selamat untuk Desa wisata Gampong Ulee Lheue yang tembus 50 desa wisata terbaik Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 dengan kelengkapan potensi wisata dan ekonomi kreatif. Ada wisata alam, budaya, juga yang begitu bermakna adalah wisata sejarah,” kata Menparekraf Sandiaga Uno seperti yang dilansir oleh berita Detikcom.
Wisata sejarah itu terkait akan bencana tsunami yang terjadi pada tahun 2004 Silam tepatnya pada bulan Desember. Desanya adalah kawasan pesisir yang sangat berdampak baik korban jiwa maupun bangunan mengenai terjadinya bencana alam saat itu. Namun di tengah hantaman bencana tersebut, Masjid Baiturrahman yang masih berdiri dengan kokoh sangat menjadi fenomenal yang bersejarah sekali.
Masjid satu-satunya yang tersisa saat gempa sekaligus tsunami, sementara bangunan lain di sekitar masjid bahkan kawasan yang berdekatan dengan masjid tersebut hancur. Apalagi masjid tersebut telah peninggalan Sultan Aceh abad ke-17 yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Di kawasan masjid ini ada galeri tsunami yang memanjangkan banyak sekali foto kondisi masjid dan sekitarnya pada saat gempa serta tsunami terjadi saat itu.
Selain menjadikan galeri, masyarakat juga memanfaatkan kawasan tersebut sebagai sentra UMKM desa wisata Gampong Ulee Lheue. Masih terkait dengan sejarah bencana tsunami di desa tersebut, terdapat makam massal para korban gempa dan tsunami Aceh di tahun 2004. Memang selain wisata sejarah Desa ini kaya akan potensi berbasis alam dan budaya.
Salah satunya yaitu Pantai Cermin karena di sana sering sekali dikunjungi para wisatawan untuk menikmati berbagai wisata air. Para Wisatawan akan disuguhkan dengan seni dan budaya seperti tari Tari Ranup Lampuan, Tari Rapa’i Geleng, juga Tarek Pukat. Ada juga tradisi tarek pukat untuk menangkap ikan dengan menggunakan jaring panjang hingga ratusan meter yang ditarik dengan perahu dari darat ke tengah laut.
Menarik rasanya juga kalau berkesempatan turut melakukan tradisi tersebut ketika berkunjung ke desa wisata Gampong Ulee Lheue. “Suatu keberkahan bagi kami warga Banda Aceh. Kepada Bapak Menteri kami berharap agar wisata Banda Aceh terus dipromosikan,” kata Bakri Siddiq seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom. Masuknya Desa Gampong Ulee Lheue ke-50 besar adwi 2022 yang diumumkan oleh menparekraf. Hal ini juga merupakan suatu kebanggaan bagi masyarakat Aceh. Dengan begitu banyak orang yang kenal dengan sejarah di Aceh dan julukannya sebagai Kota halal karena menstimulasi ajaran Islam secara keseluruhan di sana sebagai daya tariknya tersendiri.