Exitrip.com – Permintaan Gubernur di Sumatera Barat, Mahyeldi untuk melakukan pembangunan landmark di objek wisata Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh, tidak boleh sembarangan. Lembah Harau pertahankan orisinalitas dan tidak asal Instagramable, sebagai destinasi untuk dikunjungi para wisatawan. Kawasan tersebut sebagai kawasan Taman geologi dan akan dilakukan pembangunan Landmark yang telah diusulkan oleh BKSDA Sumbar.”Rencana yang bertujuan untuk memperindah Lembah Harau tentu tentu kita apresiasi. Namun karena kawasan ini masuk geopark (taman geologi), ada hal-hal yang perlu diperhatikan salah satunya menjaga keaslian atau orisinalitasnya,” kata Mahyeldi seperti seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom.
BKSDA bisa mempelajari dahulu semua rencana yang bakal dilaksanakan saat pembangunan, mereka juga mengkomunikasikan dengan pihak terkait. Hal ini menjadi pengkajian karena penting sekali untuk menjaga keorisinilannya dan tidak boleh sampai ada yang rusak karena rencana pembangunan Landmark, menuai polemik dinilai merusak orisinalitas tebing yang akan menjadi daya tarik tempat tersebut.
Landmark akan dibuat dengan menempelkan di sisi tebing berupa huruf 4 M ada dua tulisan dan panjangnya lebih dari 45 m. Kepala dari BKSDA Sumbar yakni Ardi Andono menyatakan akan wacana pembangunan Landmark dengan perhitungan secara matang dan sudah mengantongi izin dari niniak mamak sampai mendapatkan izin Wali Nagari kawasan tersebut.
Potensi Pembangunan Landmark dan Lembah Harau Pertahankan Orisinalitas
Hal itu dilakukan untuk pemilihan posisi di ruang kosong sehingga tidak ada penebangan pohon sama sekali. Tempatnya itu, bukan jalur perlintasan satwa sehingga relatif aman dan tidak akan menimbulkan kebakaran, kontur tanah juga kuat dan tidak beresiko tanah longsor. Pembangunan Landmark pun tidak akan diberikan pencahayaan sehingga tidak akan mengganggu kegiatan satwa malam dan pihaknya bisa melanjutkan pembangunan setelah lengkap semua persetujuan masyarakat setempat.
“Persetujuannya sudah lengkap, jika tidak ada persetujuan kami pun tidak mau membuatnya,” ujar kepala BKSDA sumber seperti yang dilansir oleh sumber berita Detikcom. Gubernur Sumatera Barat membangun Landmark dikarenakan kawasan tersebut masuk sebagai taman geologi dan tujuannya pun untuk memperindah sehingga bisa masuk Geopark geologi, tanpa menghilangkan keorisinilannya.
Lembah Harau mempertahankan orisinalitas ini merupakan wewenang dari BKSDA Sumbar untuk pembangunan yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dan proses pembuatan Landmark juga sudah mencapai tahap perencanaan, perhitungan yang hasilnya sudah siap sebelum tahun baru mendatang. Wisata alam yang layak dipertimbangkan sebagai salah satu tujuan destinasi wisata untuk liburan ini menjadi contoh ya mungkin cukup mengakhiri mengenai bumi Minangkabau melayang diperhitungkan.
Letaknya di sekitar 145 km dari pusat Kota Padang dan sekitar 15 km dari kota Payakumbuh, Lembah Harau memiliki wisata yang panorama alamnya paling memikat. Tidak heran kalau kawasan yang terkenal tidak hanya di dalam negeri, kalangan wisatawan asing pun terutama para backpacker sangat mengenal Lembah Harau. Pembaharu ini Wahana wisata alam yang daratannya luas dan dikelilingi tebing batuan alam.
Keindahan panorama Lembah Harau terbentuk oleh tebing terjal di bukit-bukit yang mengelilinginya seperti dinding raksasa yang mengepung lembah di bawahnya. Tebing di sana menjulang setinggi kurang lebih 200 sampai 400 meter dan menciptakan pola bayangan yang menarik untuk bisa disaksikan ketika pagi hari ataupun sore hari. Ahli geologi Sumatera Barat Ade Edward mengingatkan potensi ancaman bahaya jika dianggap remeh saat Sisi tebing Lembah Harau, akan dipasangkan Landmark bertulis Twa Lembah Harau.
Hal ini sesuai dengan rencana yang akan dikabulkan oleh Balai konservasi sumber daya alam Sumatera Barat. Karakteristik dan struktur bebatuan tebing di Lembah Harau jenis batuan sedimen breksi konglomerat dan batu pasir berlapis dengan jenis batuan tersebut memiliki kekuatan jauh lebih lemah daripada batuan beku granit. Potensinya tidak bisa menahan beban cukup berat.
“Yang harus dipahami, karakteristik dan struktur batuan Harau itu adalah sedimen breksi konglomerat dan batu pasir berlapis. Bukan jenis Granit seperti yang disebut BKSDA Sumbar. Jenis batuan ini kekuatannya, lebih lemah dari batuan granit. Sehingga potensi landmark roboh dan menimpa apa yang ada di bagian bawah cukup tinggi,” kata Ade Edward, seperti yang dilansir oleh sumber berita Viva.com. Itulah sederet kabar terkini mengenai Lembah Harau pertahankan orisinalitas yang menuai banyak komentar masyarakat.